16 Desember 2012

Gendut? Why Not?!


Gendut? Why Not?!

Awan kebiru-biruan kini berubah warna menjadi kelabu, langit kini menunjukkan sisi gelapnya. Ia pun menangis, air matanya turun ke bumi dan disebut sebagai hujan. Suara gemuruh petir juga ikut menghiasi suasana sore ini. Semua pepohonan pun basah, langit seakan marah, ia murka. Bahkan matahari pun tak berani menampakan senyumannya.

 " Rani, buka pintunya nak " Teriak seorang wanita paruh baya dari luar kamarku, dia ibuku.

 Sudah tiga hari aku tidak keluar kamar, aku marah bin kesal bercampur iri. Aku marah pada nasib, kesal dengan keadaan, dan iri pada ibuku. Mengapa? Aku adalah percampuran gen antara ayah dan ibuku, tapi mengapa aku sama sekali tidak mirip dengannya. Wati permana , berusia 38 tahun. Ibu cantik nan modis, tubuhnya langsing ditambah dengan kaki yang jenjang, kulitnya pun putih bersih bak seorang artis sinetron,
rambutnya tebal dan mengembang. Sedangkan aku, putrinya ?! Athita Maharani, gadis belia berusia 17 tahun, gadis gendut dan bulat seperti bola yang siap untuk ditendang setiap saat, kakiku pun terlihat sangat pendek karena memang tinggiku saja tidak sampai menyentuh angka 155 cm ditambah lagi dengan kulit hitam legam yang melekat di tubuhku. Bisa bayangkan seperti apa aku ini?! Ahh, sudahlah aku saja tak berniat bahkan terlalu jijik untuk membayangkan diriku sendiri. Bulir-bulir air hangat terus mengalir dari sudut mataku, aku merasa Tuhan tidak adil karena menciptakanku dengan berbagai kekurangan seperti ini.

Kesalahan apa yang telah kuperbuat? Hingga aku diciptakan sejelek ahh bukan, tapi seburuk ini. Aku terus mengutuk diriku sendiri, memaki semua pemberian dari-NYA. Banyak teman dan relasiku yang mengatakan bahwa aku seharusnya bersyukur, masih banyak manusia yang nasibnya kurang beruntung dari padaku. Hei, mereka bisa bilang seperti itu karena mereka tak mengalami apa yang aku rasakan! Apa mereka tidak tahu, 17 tahun aku hidup di bumi ini tak sekalipun aku mendapatkan pujian dari orang di sekitarku . Sudah banyak bahkan terlalu banyak panggilan-panggilan mereka untukku yang semata hanya untuk mencela keadaanku . Mulai dari gemplong gosong, semangka gelinding, panda obesitas, gajah bengkak bahkan sampai jin tomang.  Jujur, aku marah, kesal dan sakit hati saat mereka menghujatku dengan beberapa penghinaan itu. Aku ini manusia bukan bahan lelucon! Entah sampai kapan aku merasakan ini, merasakan perasaan malu serta tidak puas dengan keadaanku tapi yang pasti aku tidak mau hidup seperti ini terus menerus. Tidak akan mau!

*****


Sepertinya hari - hariku kini diselimuti sebuah kata populer yang di elu-elukan para remaja di luaran sana yaitu GALAU. Aku merasakannya hampir setiap hari bahkan setiap waktu saat aku bercermin. Melihat gambaran diriku ini.

 " Arhh jelek sekali wajahmu Rani " Aku berbicara sendiri pada bayanganku di kaca . Ku perhatikan setiap inchi wajahku yang sama sekali tidak ada sisi menariknya sedikitpun.

 " Lihat pula tubuhmu! Uh, kau lebih mirip dengan ikan paus" Lagi .. Aku terus berbicara seorang diri di depan cermin, menghujat diriku sendiri.

 Setiap putaran jarum jam adalah siksaan untukku, berapa lama lagi aku akan bertahan dengan kehidupan memuakkan seperti ini. Rasanya ingin sekali aku mengakhiri semuanya, mensudahi hidupku saat ini. "There is a will, there is a way" kalimat itu rasanya sedikit membuat secercah harapan di hatiku. Membuat sedikit semangatku terus menyala. Aku akan berusaha membuat diriku sempurna, hingga orang-orang yang menghinaku merasa malu dan bersalah akan apa yang diperbuatnya. Masih terekam jelas di memori otakku, ucapan dari setiap huruf yang keluar dari mulut keji orang-orang itu.

 " Hei Rani ups maksudku PANDA OBESITAS, wajah dan badanmu itu jelek sekali! So you're not better than me okay?! " Ejek Priscill saat aku mengalahkannya dalam event 'National Movie Student'

"Maharani, kau tahu? Tadi aku melihat pedagang semangka terjatuh. Semua semangkanya menggelinding bulat-bulat sama sepertimu! " Lelucon Andhara di depan kelas. Mungkin niatnya hanya untuk bercanda , tapi itu sudah keterlaluan.


Senyumku mulai mengembang seperti kue saat melihat pengumuman iklan di sebuah kertas. Mungkin ini jalan keluarnya, dari semua permasalahan yang membuat hidupku suram. Ini waktunya untuk aku merubah semuanya


" Apa? Enggak! " Ibu menolak solusi yang aku ajukan.

" Bu, ayolah " Aku memasang tampang memelas mirip seperti kucing garong yang sudah tidak makan 2 hari

 "RANI OPERASI PLASTIK ITU BERBAHAYA, DOSA HUKUMNYA! " Suara ibu menggelegar bagai penyanyi seriosa di televisi" Ibu, apa salah aku melakukan ini? Aku hanya ingin seperti remaja normal pada umumnya. Aku ingin cantik seperti ibu, aku lelah dengan semua penghinaan yang seringkali ditujukan untukku. Aku letih bu " Penjelasan dariku yang membuat mata ibu berkaca-kaca, matanya menjadi teduh dan raut mukanya mulai melunak.

" Baiklah, besok kita ke dokter ya sayang"

*****

23 Januari 2011 adalah hari terakhirku menjadi gadis gendut jelek yang selalu dipandang sebelah mata oleh orang. Hari ini aku akan melaksanakan operasi plastik, so selamat tinggal lemak tidak berguna …

 "Bu, setelah ini tidak akan ada lagi orang-orang yang menganggapku remeh" Aku memeluk profil wanita yang ada di hadapanku. Ibu hanya tersenyum tipis dan menatapku nanar. Perlahan namun pasti butiran kristal mulai terjatuh dari kedua mata indahnya. Entah apa yang ia rasakan saat ini, wajahnya terlihat sendu, matanya pun menjadi sayu.

 " Mengapa ibu menangis? Sudahlah operasi ini tak akan berlangsung lama. Setelah aku keluar dari kamar operasi itu, aku akan berubah menjadi gadis cantik seperti ibu" Aku menyeka air mata berharganya, tenanglah bu aku akan baik-baik saja! "

 " Sungguh ibu sangat menyayangi putri ibu apa adanya, tak peduli apapun kata orang lain. Kau tetaplah putriku" Perkataan singkat darinya yang membuat mataku kembali berkaca-kaca. Hanya ibu yang benar-benar menyayangiku sepenuh hatinya .. Ibu kini memeluk tubuh besarku, seolah tak ingin melepasku untuk menjalani sekelumit operasi menyakitkan itu


"Aku menyayangimu nak, semoga kau bahagia dengan tubuh barumu nanti. Semoga kau tidak akan pernah di caci orang lagi, ibu akan selalu mengingat putri besar ibu yang lucu ini. " Ia memegang kedua pipi bakpaoku memberiku semangat. Aku tersenyum bangga memiliki ibu sehebatnya, aku pasti akan selalu mengingat moment seberharga ini


Ibu sangatlah mengerti perasaan yang menyiksa batinku hingga kini, 17 tahun sudah kami tinggal bersama pastilah dia mengetahui gundah gulana yang aku rasakan. Wati permana adalah ibu terhebat di seluruh dunia. Berton-ton berlian pun rasanya tidak mampu membalas kasih sayang tulusnya. Dari sekian banyak kemewahan di bumi ini baginya akulah harta paling berharga yang ia miliki. Terima kasih atas segalanya bu, walaupun aku tak sanggup membalasnya namun aku akan berusaha membuatmu bahagia.



Pukul 15:07 aku mulai naik ke atas kasur beroda untuk didorong masuk ke dalam ruangan operasi. Dari kejauhan ku lihat ibu yang sedang berdiri sabar menungguku di luar ruangan. Salah satu dari tim dokter itu menyuntikan sebuah cairan ke dalam tubuhku. Kini aku merasa perasaan tenang dan rileks yang luar biasa, mendadak aku merasakan kantuk yang sangat mendera dan setelah itu aku tak mengingat apapun lagi.

*****
   
 Seketika aku mendapati diriku terbaring di atas kasur dengan jarum infus di tanganku. Entah sudah berapa lama aku tak sadarkan diri namun yang sudah bisa kupastikan adalah operasinya telah selesai! Aku segera meraih cermin cukup besar yang terletak di meja


"Benarkah ini diriku? " Aku seolah tak percaya akan sosok seorang wanita super cantik yang berada di cermin yang sedang ku gunakan. Aku tersenyum puas melihat kinerja dokter-dokter hebat rumah sakit ini. Yang telah menyulapku menjadi gadis cantik luar biasa seperti ibuku. Kini aku akan memulai kehidupan baruku dengan wajah dan tubuh yang juga baru tentunya. Salah seorang suster masuk ke ruanganku, mungkin untuk mengecek kondisiku pasca operasi. Namun, prasangkaku salah! Ia justru hanya ingin memberikan surat yang ada di tangannya.

" Beliau menyuruhku menyerahkan ini saat kau telah selesai operasi " Ucap suster itu lembut

 "Tapi dari siapa ini sus? " Bukannya menjawab justru ia malah tersenyum tipis dan pergi berlalu dari hadapanku, aneh! Perlahan aku membuka surat itu dan mulai membacanya

 Bagaimana sayang operasinya? Pasti memuaskan, karena ibu telah menyiapkan dokter spesialis terbaik di negeri ini. Sekarang kau telah menjelma menjadi gadis yang sangat cantik, tubuhmu pun sangat bagus. Sebelumnya ibu minta maaf nak, karena setelah kau membaca surat ini ibu sudah tidak bisa menemanimu di sini lagi. Di dunia ini! Kau tau kan biaya operasi plastik itu sangat mahal harganya dan ibu tidak punya cukup uang untuk membayarnya. Oleh karena itu, ibu menjual bagian-bagian penting organ tubuh ibu untuk memenuhi keinginanmu. Hiduplah dengan mandiri nak, hidup ini sangatlah keras. Perlu kau tahu putriku, ibu sangat menyayangimu lebih dari diriku sendiri. 

 Ibu
     
 Sebuah pedang tajam serasa menancap di dadaku, rasanya sakit sekali! Hal bodoh apa yang telah aku lakukan hingga semuanya terjadi seperti ini?! Ini sama saja aku membunuh ibuku sendiri, rasa penyesalan yang diiringi perasaan bersalah berkecambuk di hatiku. Aku tak pernah menyangka jika akhirnya seperti ini, AKU MENYESAL!

 " IBU !! "  

*****


 Aku mengerjapkan kedua mataku terkena sinar kemilau sang mentari, ku dapati diriku terjatuh dari kasur tidurku. Akupun beranjak bangun dan berlari menuju kamar mandi


 " Tidak ada perubahan! " Gumamku heran saat bercermin, memperhatikan setiap garis muka dan tubuhku. Akupun tersenyum ketika menyadari bahwa diriku bermimpi! "Huhh" Aku menghela nafas panjang menandakan kelegaan. Syukurlah itu tidak sungguhan terjadi.


Dengan rambut acak-acakan dan muka yang seadanya aku keluar dari kamar. Kudapati ibuku yang sedang memasak di dapur. Akupun menghampirinya


" Masak apa bu? Perutku sudah nyanyi dari tadi hehe" Aku cengengesan

 " Ini ibu masak sayur kangkung kesukaanmu, eits tapi mandi dulu sana! " Ibu tersenyum melihat tingkah anak gadisnya yang super pemalas ini

" Ga usah mandi, anak ibu ini tetep kece kok " Ujarku percaya diri. Sejenak ibuku mematung mendengar ucapanku lalu kemudian ia mulai menarik ke atas kedua bibirnya


" Udah sana mandi! Bau tau " Ibu menutup hidung mancungnya yang sontak membuatku mengangkat lengan kananku dan mencium aroma ketiakku


"Wangi kok bu " Sangkalku berbohong, padahal bau ketiakku itu bisa menjadi pembunuh serangga, tikus juga membunuh semangat manusia, hehe. Aku duduk di kursi meja makan dan mulai menyalakan radio 'butut' milik ayah yang berada tepat didepanku


" Yups, sobat muda gue bakal puterin request.an terbanyak minggu ini. Jeng .. Jeng .. Jeng Cherrybelle-Beautiful is the winner! So enjoy this song and see you all ... " Ku dengar dengan seksama suara penyiar radio yang renyah dan enak didengar itu. Intro musik kini mulai bersenandung memenuhi ruang dapurku





Don’t cry, don’t be shy Kamu cantik apa adanya

Sadari syukuri dirimu sempurna Jangan dengarkan kata mereka

Dirimu indah pancarkan sinarmu

you are beautiful, beautiful, beautiful Kamu cantik cantik dari hatimu

You are beautiful, beautiful, beautiful

Kamu cantik cantik dari hatimu


  Don’t cry, don’t be shy ..
 Kamu cantik apa adanya Sadari syukuri dirimu sempurna
 Jangan dengarkan kata mereka
 Dirimu indah pancarkan sinarmu 




  Sambil menyantap sayur kangkung buatan chef  terhebat di rumah ini, aku terus mendengar lagu ceria itu. Sudahlah , kini aku sadar cantik itu bukanlah fisik semata dan sebenarnya semua wanita itu cantik, tergantung bagaimana wanita tersebut memandang kecantikannya. Biarlah aku hidup seperti ini, dengan wajah seadanya dan badan yang jauh dari kata proposional. Mungkin inilah yang terbaik untukku, Tuhan adalah pencipta yang paling baik. Beliau punya rencana hebat disetiap ciptaannya dan aku percaya itu! So, gendut? WHY NOT ?!

Ditunggu kritik dan sarannya ya guys :)

4 komentar:

  1. bagus banget ceritannya! AKu salut sama kamu!

    BalasHapus
  2. Keren kak, cocok buat dimasukin majalah internasional..big claps for you :)

    BalasHapus
  3. Kenapa gak jadi penulis aja kak? Abis cerpennya bagus semuaa ^^

    BalasHapus
  4. @Syarifah : Alhamdulillah:) makasih banyak
    @Fryda : Alhamdulillah, gajuga:) bnyk yg lebih bagus ko
    @Anonim : Ini mah cuma iseng aja de

    BalasHapus